Kamis, 19 November 2015

SYAIKH IHSAN JAMPES AL GHAZALI KECIL DARI KOTA KEDIRI

Assalamualaikum wr wb..
Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan buat menulis artikel yang insyaalloh barokah ini lagi,    
kali ini saya menulis artikel tentang seorang wali besar di KEDIRI..yang sangat terkenal alim dan beliau juga termasuk salah satu wali yang berpengaruh dalam penyebaran agama islam di wilayah kabupaten/kota kediri, langsung saja , selamat membaca....





Intermezzo...

            Pada suatu malam, beluai bertemu sesosok lelaki sepuh yang memakai jubah serba panjang. tangan lelaki tua itu memegang bongkahan batu besar yang siap menghantam remuk kepalanya. seperti yang beliau pikirkan sebelumnya, lelki itupun datang merangsek, lalu sekejap kemudian, bongkahan batu besar itu telah diarahkan tepat di kepalanya. "awas kalau masih nakal! ngaji, ngaji, ngaji! ancam lelaki tua itu...
#########################




Masa Pancaroba

            Kalimat itu masih terus berdengung di telinga beliau,bahkan ketika sudah benar-benar  terjaga dari tidurnya . Syaihk Ihsan Jampes, demikian orang-orang mengenal beliau adalah putera kelahiran desa Putih, Gampengrejo, Kediri pada tahun 1901 M. kurang jelas benar hari dan tanggal kelahiran beliau. ayah beliau bernama kiai Muhammad Dahlan. yakni seorang kiai yang cerdas dan tokoh masyarakat di desanya. sewaktu kecil kedua orang tuanya memberi nama Bakri.
            Dalam usia 6 tahun ayah dan ibunya bercerai. sang ibu pulang ke Banjar Melati Kediri. Sedangkan kiai Dahlan menikah lagi dengan seorang wanita dan tinggal di Pare Kediri. sementara itu Bakri kecil bersama adiknya diasuh oleh neneknya dan tinggal di daerah Jampes. 
            Saat menginjak usia remaja, siapapun tahu bahwa Syaih Ihsan adalah anak yang nakal. kegemarannya mendengarkan kidung-kidung jawa dan melihat pertunjukan wayang . setiap malam, dimana ada pertunjukan wayang , beliau tidak akan pernah ketinggalan. namun, bukan berarti pula beliau selalu istiqomah ngaji pada kiai Dahlan. yakni pada waktu tengah malam sepulang dari menonton pertunjukan wayang.
             Selain itu, ihsan muda juga memiliki kebiasaan lain yang tak kalah buruknya. beliau gemar sekali berjudi. hal itu sangat didukung oleh kemahiran beliau memainkan segala jenis permainan yang mengandalkan keberuntungan nasib. namun meskipun demikian beliau tidak pernah se-senpun memakan hasil judinya itu. setiap kali menang, semuanya dibagi bagikan ke teman teman beliau. 
             Dengan segala kenakalannya itu akhirnya mengundang keprihatinan neneknya, Nyai Isti'anah. Pasalnya, Syaihk Ihsan dianggap menyalahi kebiasaan yang ada di keluarga kiai: menjunjung tinggi Ahlaqul Karimah . oleh karenanya, suatu hari Nyai Isti'anah mengajak beliau untuk mengunjungi makam kakek buyutnya kiai Yahuda. di depan pusara tersebut, setelah membaca tahlil dan ayat al quran, Nyai Istianah berdoa panjang sekali. lalu sebelum pulang beliau sempat bergumam. "mbah yai, niki ihsan putu panjenengan. menawi panggah nakal, panjenengan dungaake mugo mugo diparingi mati enom mawon (mbah kiai, ini ihsan. cucu kiai. kalau masih juga nakal, kalau masih juga nakal, tolong doakan semoga mati muda saja)."


              Begitu pulang dari ziaroh tersebut, malamnya dalam mimpi beliau bertemu dengan seorang lelaki sepuh yang mengaku sebagai kakek buyutnya. dalam mimpi itu pula, Syaihk Yahuda mengancam akan membunuh beliau bila masih meneruskan kebiasaan buruknya. namun dasar Syaikh Ihsan, dalam mimpipun beliau masih bertingkah. "apa hubunganmu denganku." sanggahnya."nakal atau tidak itu urusanku." lanjutnya penuh esmosi. tak urung kakek tua itu kemudian menghantamkan sebongkah batu yang sedari tadi dibawanya tepat kearah kepala. kontan saja, hal itu membuat syaikh Ihsan luruh dengan kepala yang hancur berantakan.
              Dari mimpi itulah kemudian beliau mendapat sebuah pencerahan. dan nyaris setelahnya beliau berubah menjadi seorang Syaihk Ihsan yang lembut dan penuh tata krama. bahkan kebiasaan beliau menonton pagelaran wayang kulit dan berjudi pun berangsur angsur hilang. boleh jadi Syaikh Ihsan tumbuh dalam suasana keluarga yang 'retak'. namun tidak berarti hal itu membuat beliau merasa lemah dan kehilangan arah.

mungkin hanya sedikit yang dapat saya tulis tentang beliau pada artikel saya kali ini.
insyaalloh kedepannya nanti saya akan membahas sepak terjang beliau dalam menybarkan agama islam di jawatimur khususon di kediri,
terimakasih,, semoga bermanfaat..
wallohu alam bisshowab.. 

wassalamualaikum wr. wb

Tidak ada komentar: